Langsung ke konten utama

Menjadi Mahasiswa S1 Kimia ((murni)), Bikin Bom??

Menjadi Mahasiswa S1 Kimia ((murni))

Bikin Bom????


 


Hei! Helloo
Kenalin aku Hanna, pemilik blogspot ini. Mungkin kalau kalian pembaca baru, kalian belum tahu aku adalah mahasiswa S1 jurusan Kimia ((murni)) di salah satu universitas negeri. You can check my linkedin or researchgate ;)

Bukan tentang aku kali ini yang ingin ku bahas, tapi tentang perkuliahanku. Yup, chemistryStudying chemistry in Indonesia.

Perlu kalian ketahui sebelumnya, bahwa Kimia itu luas. LUAS BANGET. Literally luas. Kimia bisa diaplikasikan di bidang manapun. Even though the chemistry itself can't be implemented on Social, Accounting, and Law field, the basic mindset after studying chemistry can be implemented on them. Mungkin beberapa orang berpikir aku terlalu bangga karena belajar kimia (sebenernya ya itu jg gak salah sih wkkw) sampai bisa mengeluarkan penyataan tersebut. Tapi, realitanya memang seperti itu. So, let's see apa saja yg dipelajari mahasiswa jurusan Kimia sehingga basic mindset-nya bisa berbeda dan apa saja 'bentuk' dari Kimia itu sendiri.

Kimia, kalau secara harfiah diartikan sebagai sebuah ilmu yang mempelajari atom, molekul, senyawa, ikatan diantaranya, reaksi, energi, dan lain-lain yang berkaitan dengan itu semua. But, sadar gak sih kalau itu semua ada di sekitar kita? Di lingkungan kita, kita ketemu sama makanan, it contains proteins, carbohydrates, lipids. Jangan lupa itu juga terdiri dari unsur-unsur Kimia, bakal dipelajari di mata kuliah Biokimia dan Kimia OrganikKita ketemu benda, telepon genggam misalnya, atau laptop, benda tersebut dibuat atas dasar hukum Kimia juga, dan benda tersebut terdiri dari unsur-unsur kimia, kebanyakan terdiri dari senyawa anorganik, so bakal didalami di Kimia Anorganik. Gak cuma ketemu, kita pun tanpa ketemu benda itu juga 'mengonsumsi' molekul kimia. Oksigen misalnya. Gak melulu soal molekul, kita melihat, karena ada sinar atau cahaya yang terefleksikan lalu ditangkap mata. Basic-nya cahaya itu apa? Gelombang. Nah, nanti gelombang dan cahaya juga bakal dibahas di mata kuliah Kimia Fisik. Terus, di SMA ada titrasi, itu hubungannya sama apa? Kalau itu hubungannya sama analisis data, dan akan didalami di Kimia Analitik. Gak hanya data, di situ kita juga akan belajar tentang listrik!

Ehehe, gak usah dijelasin lagi sebenarnya teman-teman udah ada gambaran kan Kimia itu ngapain aja? Bukan tentang bikin bom!

Jadi, di semester awal, aku dikenalkan sama Kimia Dasar dan Kimia Unsur. Disini adalah basic dari segala basic. Kenapa itu terjadi, darimana awalnya, reaksinya gimana, kalau sifatnya begini nanti jadi gimana, unsur ini tersedia di alam atau gimana, elektronegatifitasnya, pokoknya masih dekat banget sama mata kuliah di SMA. Disini juga belajar Fisika Dasar, Biologi Dasar dan Matematika Dasar.
Semester tengah, 2-3 mungkin? Mulai berkenalan dengan cabang-cabang dari studi Kimia itu sendiri. Tapi baru sebatas kenalan yah. Kenalan sama Kimia Fisik, Kimia Organik, Kimia Analitik, Kimia Anorganik. Biokimia? Belom, Biokimia adalah mata kuliah campuran dari Kimia Organik, Kimia Fisik, dan Biologi. Jadi mau gak mau kita harus seenggaknya paham betul sama ketiga mata kuliah diatas. Di semester-semester ini juga, praktikum cukup banyak. Praktikum banyak, laporan juga banyak, hihi. Tapi masih standar, insyaAllah bisa kepakai ilmunya buat nanti di semester-semester ke depannya. Mulai pakai alat-alat juga seperti Spektrofotometer UV-Vis, alat soxhletasi, sentrifugator,  water bath, dsb.
Semester 4-5, Biokimia mulai dikenalkan. Praktikum Kimia Fisik mulai diadakan. Di semester 5 pun sudah dimulai praktikum Biokimia. Nah, di akhir semester 5, pada liburan semester, diadakan PKL atau Praktikum Kerja Lapangan. Disini kita akan diterjunkan ke instansi penelitian (seperti LIPI atau milik Kementrian Perindustrian, yg lainnya jg Kimia bisa masuk! Temanku ada yg ke Pusat Geologi) atau ke perusahaan-perusahaan yang menerima magang anak Kimia (seperti Pertamina, Chevron, Lab Cito, Sucofindo, Semen Gresik, Bogasari, Indofood, dll). Pokoknya disini dilatih banget skill lobbying sebelum mendapat konfirmasi dari pihak perusahaan, sekaligus skill di labnya. Sampai sini mulai ada gambaran lebih luas kan, mahasiswa Kimia itu bisa kerja dimana aja? :)) Banyak! Hihi.
Semester 6 pun mulai melakukan pemilihan lab yang ingin dituju. Semuanya tergantung sistem universitas ataupun departemen yang bersangkutan per tahunnya ya. Kalau waktu aku sih sistemnya siapa cepat dia dapat. Ada 5 pilihan lab: Lab Kimia Analitik, Kimia Fisik, Kimia Organik, Kimia Anorganik, dan Lab Biokimia. Kuotanya tergantung dosen pembimbing yang ada di lab tersebut, jadi ada lab yang rame, ada yang minim. It is just about quota!
Di semester 7, mulai mikirin TR I a.k.a Tugas Riset I, dimana kita bikin dan mengerjakan penelitian untuk skripsi kita, beberapa projek dosen, dsb.
Di semester 8 adalah waktunya TR II, berbeda dengan TR I, TR II ini diharapkan kita udah fokus tinggal olah data dan menulis hasil dan pembahasan. Minimal udah sampai analisis akhir senyawa.
Kalau ada semester lebih? Mungkin penelitiannya memang memakan waktu cukup lama. :) Bekerja di lab tidak sama dengan bekerja secara teoritis, dan mahasiswa Kimia bukan cuman orang-orang yang mengandalkan teori. ;)

Nah, tentang anak Kimia yang bisa ditaruh di field pekerjaan mana aja, sebenarnya bisa disimpulkan dari deskripsi diatas.

Di perkuliahan maupun praktek, kita selalu dituntut untuk berpikir "5W+1H" dan semuanya harus terjawab. Itu berlaku untuk semuanya. Siapa molekul yang bertanggung jawab mendistribusikan elektron, apa yang terjadi setelah itu, kapan itu terjadi, dimana saja letak elektron terdistribusi, kenapa elektron bisa terdistribusi, ada faktor apa sih, dan bagaimana elektron itu bisa diterima nantinya. Dan semua jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu harus pasti, gak ada yang "arahnya ke kanan karena dia harus ke kanan" BIG NO NO. "arahnya ke kanan karena jumlah elektron pada molekul yang ada di kanan tersebut lebih sedikit, membuat elektronegatifitasnya kecil, daya tarik besar" upps gak sampai situ, "lho kok abis itu bisa?" dijelasin lagi, "karena energi aktivasinya yang rendah sehingga terpenuhi, elektron bisa berpindah, berikatan, membentuk ikatan kovalen, terbentuk produk,"


MasyaAllah, Allahuakbar. Mari sejenak kita mengingat kebesaran Allah Yang Maha Mengatur Segala Sesuatu.


Yap. Tidak pernah ada hanya satu jawaban dalam benak pikiran anak Kimia, karena semuanya pasti ada sebab-akibat, maksud-tujuan, reaksi-hasil reaksi, alasan, dan lain-lain. Sekali aja teman-teman ngobrol sama anak Kimia, mereka pasti akan langsung menangkap topik dan berpikir 5W+1H di benaknya. Maka dari itu, sebenarnya field manapun cocok.
Andai teman-teman menanyakan perihal bisnis ke anak Kimia pun, semisal "aku mau jual cakwe online, kira-kira laris gak ya?" maka beberapa list pertanyaan yang kemungkinan muncul di pikiran mereka adalah:
1. Sasaran?
2. Bahan?
3. Kondisi/lingkungan masyarakat gimana? Apakah sebutuh itu sama cakwe? Apakah udah ada yg jualan cakwe?
4. Untuk apa jualan cakwe?
5. Kenapa harus cakwe?
6. Opsi lain?
Dan beberapa pertanyaan lainnya.
Jadi, intinya aku cuma ingin memberikan beberapa pencerdasan buat teman-teman yang mungkin penasaran, atau ingin masuk jurusan Kimia? ;) Kalau kita gak belajar buat bom....... ya walaupun kita tahu sih senyawa yg ada di bom itu apa dan kenapa itu bisa meledak............



Yup.
Mungkin segitu dulu. Sampai jumpa di postingan selanjutnya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chemistry with Hanna / HannaLab 1.0

HannaLab (First Chapter) Chemistry with Hanna Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Halo semuanya! Buat kalian yang pertama kali buka website ini, perkenalkan aku Hanna, mahasiswa jurusan kimia yang sekarang lagi menuntut ilmu di salah satu universitas di Semarang, Universitas Diponegoro. Karena aku akhir-akhir ini lagi banyak waktu luang (mahasiswa semester akhir guys hehe), aku kepikiran buat menyalurkan beberapa hobiku seperti menulis dan berkreasi. Yap, berkreasi versi aku adalah menyalurkan dan memanfaatkan apa yang sudah aku pelajari. Misalnya, membuat website yang berisi tentang 'ke-kimia-an' seperti ini...! Hihi. Oh iya, aku juga terinspirasi sama kakak Michelle Wong, seorang Chemistry PhD, yang berinisiatif untuk membuat website 'ke-kimia-an' ( you can check hers  here ). So, i thought , bagaimana jika kita membuat versi Indonesianya? Terlebih, masyarakat Indonesia ini masih tabu banget soal kimia. Seolah bahan-bahan kimia itu dianggap mengerikan dan mema

Kapsul Dibuat dari Limbah Tulang Ayam, Bisa?

Bismillaah. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat hari Senin! Hari ini aku ingin diskusi soal beberapa kemungkinan pembuatan kapsul dari limbah tulang ayam. Sebenarnya bisa nggak sih? Terus, kalau ditambahkan dengan senyawa lain yg berfungsi sebagai obat (seperti vitamin C, dll.) apakah tetap bisa dikonsumsi? Yuk, kita bedah bareng-bareng. Kapsul Dibuat dari Limbah Tulang Ayam, Bisa? Kemungkinan Pembuatan Kapsul Gel sekaligus Memberdayakan Daerah NTB Seperti yang kalian tahu, sebenarnya banyak banget di luar sana senyawa-senyawa yang mampu menyembuhkan kita atau setidaknya memberikan dampak positif bagi kita. Tapi, sayang bangeeett karena walaupun tinggi khasiat yang ditawarkan beberapa antioksidan, banyak yang memiliki sifat tidak stabil terhadap cahaya, suhu, dan perubahan pH seperti kurkuminoid (Tensiska, Nurhadi and Isfron, 2012; Jayuska and Rahmalia, 2019). Oleh karena itu, perlu dilakukan penyalutan (enkapsulasi) agar senyawa antioksidan tersebut memiliki umur simpa

Step Up The Game: Kimia Komputasi untuk Industri

Semakin berkembangnya zaman, semakin sering kita mengandalkan komputer atau smartphone untuk memudahkan pekerjaan maupun aktivitas kita. Terasa hampa jika tak mengantongi handphone, kata orang. Bahkan, secara tidak langsung AI sudah sangat "hidup" di sekitar kita. Lalu, bagaimana jika kita meminta tolong bantuan AI untuk memudahkan proses formulasi produk di industri yang ada di Indonesia sehingga kita tidak perlu terlalu banyak membeli dan membuang solvent karena kesalahan saat proses formulasi produk? Jawabannya: bisa dan sangat memungkinkan. Simulasi kimia komputasi dapat dilakukan dengan spesifikasi komputer atau laptop standar tanpa perlu membuat server, walau lebih optimal dan lebih cepat waktu simulasinya apabila ada server pusat. Salah satu contoh simulasi yang sangat terjangkau tersebut ada pada project yang pernah saya teliti, yakni enkapsulasi vitamin C dan beta karoten menggunakan fosfolipida 1,2-Dilauroyl-sn-glycero-3-phosphoserine (DLPS); 1,2-Dioleoyl-sn-glycero